Akademisi Vina Salim yang baru saja mendapatkan penghargaan Medali Kehormatan Ananta karena berhasil menciptakan mesin litografi untuk negara Ananta sedang menempuh perjalanan menuju Kota Zino untuk melahirkan. CEO Grup Bahari, Fino Lionel yang mengetahui hal itu buru-buru berangkat ke bandara untuk menjemput Vina. Di dalam pesawat, Vina bertemu dengan Ibu dan anak Fino. Anak Fino yang nakal ini mencuri tas Vina yang berisikan cetak biru dari mesin litografi beserta mikrocip produksi pertama dan kemudian menghancurkannya. Akibatnya, Vina mengalami perdarahan berkali-kali dan nyaris keguguran.